AKU dan hari-hariku: Program bersama Giatmara Daerah...

Sunday, March 7, 2010

Program bersama Giatmara Daerah...

Ini adalah program pertama kami untuk bulan Mac ni... program bersama Giatmara Daerah.

Dengan 25 orang peserta, program kami bermula dengan kursus asas perniagaan. Banyak maklumat berguna yang kami dapat sepanjang kursus ni...semangat untuk menjadi usahawan tiba-tiba berkobar-kobar...insyaallah.

Selesai kursus pendek asas perniagaan...kami memasuki fasa ke2 program...bengkel jahit manik.
Memang menyeronokkan...walaupun diperingkat awal, terkial2 nak dapatkan seperti yang cikgu ajar.

Dan akhirnya.........

Terima kasih cikgu...atas tunjuk ajar, harap baju raya tahun ni lebih glamor lagi...sebab dah boleh jahit manik sendiri...insyaallah.

2 comments:

Atie YusupMarch 7, 2010 at 6:10 AM
baguih tul, ceoat nyer update
ReplyDelete
Replies
naomi noorMarch 7, 2010 at 9:08 PM
lewat update nanti basi weh...
ReplyDelete
Replies

Add comment

Motivasi Diri......

Mengingati masa lalu dan menghadirkan kembali dalam kehidupan kita sekarang, kemudian bersedih di atas kedukaan dan kegagalan di dalamnya merupakan suatu tindakan yang bodoh dan gila. Itu, sama ertinya dengan membunuh semangat, membunuh harapan dan menghalangi orang untuk menjalani kehidupan seadanya.

Apabila kita berada di pagi hari, janganlah menunggu waktu petang, kerana hari ni adalah kesempatan untuk hidup. Oleh itu, kita tidak perlu memikirkan hari kelmarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukan yang menghiasinya. Tidak juga hari esok yang belum tentu datang.

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. Dan seorang pemandu jalan tidak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan hati dan lebih agung pahalanya selain berzikir kepada Allah.

Tiada yang membuatkan jiwa dan wajah menjadi muram selain keputusasaan. Maka jika kita menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah peputusasaan. Sesungguhnya kesempatan terbentang luas bagi kita dan semua manusia. Ertinya: Kita sering mempunyai kesempatan untuk meraih kejayaan dalam hidup. Oleh kerana itu, biasakan fikiran kita agar selalu optimis dan yakin akan masa depan yang lebih baik.

Sesungguhnya akhlak yang baik dan hati yang lapang adalah merupakan nikmat dunia dan kegembiraan di kemudian hari bagi siapa saja yang Allah kehendaki untuk menjadi baik. Sedangkan emosi yang berlebihan, muda tersinggung dan kemarahan yang meledak-ledak adalah sebuah petaka yang terus menerus dan azab yang kekal.

Terimalah saja keluarga, pendapatan, kenderaan, anak-anak dan tugas-tugas kita apa adanya dengan penuh keredhaan, nescaya kita akan merasakan indahnya kebahagiaan dan ketenangan.

Ketenangan adalah ketetapan hati kepada Allah atau ketenangan jiwa kerana berserah diri kepada Allah Yang Maha Rahman. Ketenangan timbul kerana kestabilan hati serta perasaan aman dan tenteram. Ketenangan hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang beriman, dan ketenangan akan menyelamatkan mereka dari kebingungan, kekacauan, keraguan dan ketidakpuasan. Ketenangan hanya akan didapatkan melalui penghambaan manusia kepada Tuhannya, mengingatiNya, bersyukur atas nikmatNya, selalu menta'ati perintahNya, menyintai Allah sebagai sang Penciptanya, percaya penuh kepada Allah sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui segala urusannya, berpaling dari Tuhan selainNya, menjauhi sembahan selainNya, berdoa hanya kepadaNya dan beribadah hanya kepadaNya.

Jika hati terasa sempit, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke masjid, dan solatlah.

Jika hari-hari kita dilanda kegelapan, malam-malam kita penuh musibah, dan sahabat dekat kita berpaling, maka hendaklah kita solat.

Ketika kita mendapat manfaat dari persahatan dan merasa bahagia dengan persahatan kita, maka itu adalah kebahagiaan tersendiri buat diri kita.

Kehidupan kita adalah cermin dari apa yang kita fikirkan. Maka semua perkara yang kita fikirkan dan kita hayati sangat mempengaruhi kehidupan kita, samaada pada ketika bahagia maupun sengsara.

Petikan dari buku La Tahzan.